Ada banyak Upacara dalam kepercayaan Hindu Bali, salahsatunya adalah upacara pembakaran mayat yang melambangkan pembersihan jiwa orang yang telah meninggal dunia, dengan mengembalikan fisik unsur-unsur asli dari makhluk hidup yang diciptakan dengan demikian melepaskan jiwa dari ikatan duniawi nya. Sebuah pelebon atau ngaben bukan saat untuk sedih, melainkan cara untuk menenangkan jiwa yang meninggal dan memastikan bahwa tidak terganggu oleh isak-tangis mereka yang ditinggal.
Dalam tradisi adapt Bali, tubuh hanyalah wadah bagi jiwa. Ketika seseorang meninggal, diyakini bahwa jiwa, atau atma, tetap dekat tubuh. Tubuh seseorang terdiri dari lima unsur: ruang api, udara, air, bumi, dan kosong. Kelima elemen harus dikembalikan ke alam, yang akan dirilis sehingga mereka dapat menemukan jalan ke surga dan bersatu dengan Sang Pencipta. Upacara kremasi adalah suatu proses yang panjang, dengan banyak langkah langkah baik sebelum dan sesudah kremasi itu sendiri.
Tapi upacara kremasi besar merupakan upacara mahal, juga merupakan tontonan yang benar-benar menghibur, khususnya bagi wisatawan, menunjukkan kekuatan dan keagungan budaya Bali, dan diciptakan sepenuhnya oleh tangan-tangan terampil masyarakat setempat yang berdedikasi tinggi, yang layak disebut seniman sejati!
Apa yang membuat upacara kremasi ini begitu istimewa adalah keterlibatan masyarakat.
Tapi upacara kremasi besar merupakan upacara mahal, juga merupakan tontonan yang benar-benar menghibur, khususnya bagi wisatawan, menunjukkan kekuatan dan keagungan budaya Bali, dan diciptakan sepenuhnya oleh tangan-tangan terampil masyarakat setempat yang berdedikasi tinggi, yang layak disebut seniman sejati!
Apa yang membuat upacara kremasi ini begitu istimewa adalah keterlibatan masyarakat.
Sebelum acara kremasi utama, "jiwa" secara simbolis dipisahkan dari tubuh Naga Banda dan elemen bumi lainnya.
Banda Naga muncul hanya untuk anggota keluarga kerajaan yang dihormati, ini merupakan salah satu aspek yang membedakan pelebon kerajaan dari ngaben biasa.
Beberapa hari kemudian adalah tahap akhir dari upacara nyekah kremasi,yaitu untuk memurnikan jiwa-jiwa ditempatkan sebagai leluhur di masing-masing tempat-tempat suci keluarga (merajan).
Persembahan ini adalah simbol penghargaan kepada Allah dan kepada masyarakat setempat, yang berpartisipasi dalam seluruh rangkaian upacara pelebon. Dalam kepercayaan Hindu, jiwa yang telah dibebaskan, setelah menghabiskan beberapa waktu di surga, akan dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi kesatuan dengan Tuhan (moksa) dan kemudian akan reinkarnasi (samsara) untuk pergi melalui lain kehidupan duniawi.
Semoga uraian diatas dapat memberikan penjelasan ,Jadi apa itu Pelebon ? sekarang menjadi lebih tahu.
infobaliku/infoseputarbali
Banda Naga muncul hanya untuk anggota keluarga kerajaan yang dihormati, ini merupakan salah satu aspek yang membedakan pelebon kerajaan dari ngaben biasa.
Beberapa hari kemudian adalah tahap akhir dari upacara nyekah kremasi,yaitu untuk memurnikan jiwa-jiwa ditempatkan sebagai leluhur di masing-masing tempat-tempat suci keluarga (merajan).
Persembahan ini adalah simbol penghargaan kepada Allah dan kepada masyarakat setempat, yang berpartisipasi dalam seluruh rangkaian upacara pelebon. Dalam kepercayaan Hindu, jiwa yang telah dibebaskan, setelah menghabiskan beberapa waktu di surga, akan dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi kesatuan dengan Tuhan (moksa) dan kemudian akan reinkarnasi (samsara) untuk pergi melalui lain kehidupan duniawi.
Semoga uraian diatas dapat memberikan penjelasan ,Jadi apa itu Pelebon ? sekarang menjadi lebih tahu.
infobaliku/infoseputarbali