CANANG SARI BALI.
Apa itu Canang Sari Bali ?.
Canang Sari adalah bentuk persembahan paling sederhana ,canangsari berupa wadah terbuat dari janur diisi bunga dan dupa sebagai sarana melakukan persembahyangan orang Bali . Canang sari itu sendiri bermakna : Sesajen ,dimana isinya mayoritas bunga -bungaan. Walaupun sederhana, Canang sari sangat populer dan dibutuhkan masyarakat Bali. Selain itu, Canang sari sangat indah dipandang mata dengan dupa dan cipratan air suci, ada aura sejuk yang dipancarkan dari canang sari .Canang sari dipergunakan untuk melengkapi persembahan lainnya atau dipergunakan pada hari-hari tertentu seperti: hari kliwon, bulan Purnama, bulan Tilem atau persembahyangan di tempat suci.
Dalam agama Hindu sarana persembahyangan dapat berupa bunga, air, buah ,daun, dan api. Dimana kemudian konsep persembahan ini dalam budaya Bali dipraktekkan dalam wujud seni. Salah satunya dalam aneka ragam bentuk sesajen, yaitu adalah Canang Sari.
Bentuk banten canang sari ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian bawah canangsari bisa berbentuk bulat ataupun segiempat seperti ceper atau taledan. Sering pula Canang Sari diberi hiasan "Trikona/plekir" pada pinggirnya. Pada bagian ini terdapat pelawa, porosan, tebu, kekiping (jajanan dari tepung beras), pisang dan beras kuning yang dialasi dengan tangkih. Dapat pula ditambah dengan burat wangi dan lengawangi seperti pada canang buratwangi. Di Canang sari barulah diisi berbagai macam bunga diatur seindah mungkin dialasi dengan sebuah "uras sari/sampian uras".
Canang sari dilengkapi dengan sesari berupa uang kertas, uang logam maupun uang kepeng. Perlengkapan seperti tebu, kekiping, dan pisang emas disebut "raka-raka". Raka-raka melambangkan Hyang Widyadhara-Widyadhari. Pisang emas melambangkan Mahadewa, secara umum semua pisang melambangkan Hyang Kumara, sedangkan tebu melambangkan Dewa Brahma.
Komponen canang sari :
- Daun janur sebagai alas;
- Porosan (sebentuk kecil daun janur kering yang berisi kapur putih);
- Seiris pisang;
- Seiris tebu:
- Boreh miik (sejenis bubuk berbau wangi);
- Kekiping (sejenis kue dari ketan yang kecil dan tipis);
- Di atasnya diletakkan bunga beraneka ragam (umumnya berupa warna : putih, kuning, merah, hijau);
Isi canang sari mengikuti aturan-aturan yang tertuang dalam lontar. Jadi, canang sari tidak diambil dari kitab Weda, namun isi Weda yang kemudian diterjemahkan ke dalam lontar yang ditulis oleh para leluhur di Bali.
Canang sari umum dipakai dalam persembahan sehari-hari. Sedangkan pada hari-hari besar keagamaan, canang sari hanya dipakai sebagai pelengkap saja. Pada hari-hari raya keagamaan , masyarakat Bali memakai sesajen yang lebih tinggi daripada canang sari.
Canang sari tidaklah mahal dan mudah didapat di pasar-pasar tradisional di Bali. Pada hari-hari raya besar, canang sari mengalami kenaikan harga karena banyak yang membutuhkan canang sari.
itulah sekilas informasi tentang Canangsari Bali ...
Bentuk banten canang sari ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian bawah canangsari bisa berbentuk bulat ataupun segiempat seperti ceper atau taledan. Sering pula Canang Sari diberi hiasan "Trikona/plekir" pada pinggirnya. Pada bagian ini terdapat pelawa, porosan, tebu, kekiping (jajanan dari tepung beras), pisang dan beras kuning yang dialasi dengan tangkih. Dapat pula ditambah dengan burat wangi dan lengawangi seperti pada canang buratwangi. Di Canang sari barulah diisi berbagai macam bunga diatur seindah mungkin dialasi dengan sebuah "uras sari/sampian uras".
Canang sari dilengkapi dengan sesari berupa uang kertas, uang logam maupun uang kepeng. Perlengkapan seperti tebu, kekiping, dan pisang emas disebut "raka-raka". Raka-raka melambangkan Hyang Widyadhara-Widyadhari. Pisang emas melambangkan Mahadewa, secara umum semua pisang melambangkan Hyang Kumara, sedangkan tebu melambangkan Dewa Brahma.
Komponen canang sari :
- Daun janur sebagai alas;
- Porosan (sebentuk kecil daun janur kering yang berisi kapur putih);
- Seiris pisang;
- Seiris tebu:
- Boreh miik (sejenis bubuk berbau wangi);
- Kekiping (sejenis kue dari ketan yang kecil dan tipis);
- Di atasnya diletakkan bunga beraneka ragam (umumnya berupa warna : putih, kuning, merah, hijau);
Isi canang sari mengikuti aturan-aturan yang tertuang dalam lontar. Jadi, canang sari tidak diambil dari kitab Weda, namun isi Weda yang kemudian diterjemahkan ke dalam lontar yang ditulis oleh para leluhur di Bali.
Canang sari umum dipakai dalam persembahan sehari-hari. Sedangkan pada hari-hari besar keagamaan, canang sari hanya dipakai sebagai pelengkap saja. Pada hari-hari raya keagamaan , masyarakat Bali memakai sesajen yang lebih tinggi daripada canang sari.
Canang sari tidaklah mahal dan mudah didapat di pasar-pasar tradisional di Bali. Pada hari-hari raya besar, canang sari mengalami kenaikan harga karena banyak yang membutuhkan canang sari.
itulah sekilas informasi tentang Canangsari Bali ...
baca juga yang ini !