KUNINGAN.
Apa Itu Hari KUNINGAN BALI ???.
Kuningan adalah hari raya yang dirayakan umat Hindu Bali sepuluh hari setelah hari raya Galungan. Perayaan hari Kuningan ini jatuh pada hari Saniscara (sabtu ) kliwon, wuku kuningan. Hari raya kuningan ini dilaksanakan setiap 210 hari atau 6 bulan sekali dalam kalender Bali tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan. (1 bulan dalam kalender Bali = 35 hari) dengan menggunakan perhitungan kalender Bali.
Di hari Raya Kuningan yang suci ini diceritakan bahwa Ida Sang Hyang Widi turun ke dunia untuk memberikan berkah kesejahteraan buat seluruh umat di dunia
Hari raya Kuningan merupakan rangkaian dari upacara Galungan,. Ada beberapa perlengkapan Hari Kuningan yang khas yaitu: Endongan sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi. Tamyang sebagai simbol penolak marabahaya. Kolem sebagai simbol tempat peristirahatan hyang Widhi, para Dewa dan leluhur .
Pada hari Raya ini dibuat nasi kuning, lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen sebagai tanda terima kasih umat manusia atas anugrah yang telah diberikan Hyang Widhi,
Sehari sebelum Hari Raya Kuningan disebut dengan Hari Penampahan Kuningan,
Hari Raya Kuningan atau sering disebut Tumpek Kuningan jatuh pada hari Sabtu, Kliwon, wuku Kuningan. Pada hari ini umat melakukan pemujaan kepada para Dewa, Pitara untuk memohon keselamatan,
Sesajen untuk Hari Kuningan yang dihaturkan di palinggih utama yaitu tebog, canang meraka, pasucian, canang burat wangi. Di palinggih yang lebih kecil yaitu nasi selangi, canang meraka, pasucian, dan canang burat wangi.
Perayaan Hari Raya Kuningan di Kabupaten Tabanan, diramaikan dengan tradisi unik "mesuryak", yakni acara dimana ratusan warga berebut uang yang ditabur ke atas.
Tradisi yang digelar warga Bongan itu tergolong langka sebab tidak ada di daerah lain di Bali.Tradisi Mesuryak atau artinya bersorak ini selalu disambut antusiasme warga desa mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Sedangkan Ngrebeg yaitu tradisi unik dari desa munggu.dimana tradisi ini dilaksanakan setiap hari raya kuningan. Juga tradisi kumpul-kumpul di pinggir jalan untuk sekadar "mabalih anak ngaliwat" atau "manawat", yakni menyaksikan orang lewat, masih mewarnai perayaan Hari Raya Kuningan di sejumlah daerah di Bali.
Manawat" dilakukan warga pada siang dan sore hari, yakni setelah seluruh rangkaian upacara dan persembahyangan Hari Raya Kuningan usai dilaksanakan
Dalam perayaan Kuningan juga kita dapat melihat berbagai simbol perang ditempatkan di bangunan rumah seperti tamiang, ter, dan endongan. Semua simbol dalam perayaan kuningan. “Tamiang” sebagai simbol pertahanan, bermakna agar umat harus selalu meningkatkan ketahanan diri dalam menghadapi tantangan hidup. “Ter”simbol senjata perjuangan, sedangkan “endogan” simbol logistik. Atribut-atribut itu dipasang sebagai pertanda bahwa umat bertekad selalu menang melawan “musuh”, dengan memperkuat ketahanan diri, meningkatkan kecerdasan pikiran dan bekal hidup berupa ilmu pengetahuan. Dalam konteks sekarang musuh-musuh itu adalah kebodohan dan kemiskinan.Inti dari makna hari raya kuningan adalah memohon keselamatan dan perlindungan kepada para Dewa, Bhatara, dan para Pitara.
baca juga Info menarik lainnya dibawah ini !